Berita Terbaru:
Home » , » Kejamnya Dunia Di Balik Nikmat Yang Di Berikan

Kejamnya Dunia Di Balik Nikmat Yang Di Berikan

2013-06-03 | 0 komentar


Assalamu'alaikum warahmatullah


Bismillahirrahmanirrahim


Saudaraku semuslim semuanya, kali ini saya ingin mengajak kita untuk bermuhasabah dibalik kehidupan yang mungkin kita belum pernah menyentuhnya. Sisi lain dari kehidupan yang dapat membuat kita meneteskan air mata tapi tak mampu untuk berbuat apa-apa, entah karena ketidakmampuan kita atau karena kelalaian kita.



Pernahkah kita menyadari bahwa hari ini kita masih bisa berdiri, berjalan, dan beraktivitas seperti adanya tapi sewaktu-waktu kita bisa saja berada dalam posisi sebaliknya, menjadi lumpuh dan tak mampu untuk berbuat apa-apa. Allah telah memberikan kita kesehatan tapi sering kali kita melalaikan anugerah ni'mat itu. Bahkan tidak sedikit orang yang tak perduli dengan ni'mat itu. Bahkan orang lebih berterima kasih kepada sesama, ketika mendapatkan kebahagiaan atau kesenangan  yang sesaat. Ketika kita Mendapatkan hasil atau gaji yang besar dari atasan kita, luar biasa kegembiraan kita dan bahkan tidak sedikit kita mengulang kata terima kasih kepada atasan kita tersebut, tapi kita lupa bersyukur kepada-Nya, sang pemilik hidup dan mati kita.


LIhatlah mereka di bawah ini,




Gambar diatas adalah potret dari anak-anak Ethiopia yang kelaparan. Mereka adalah makhluk Allah yang sama seperti kita, yang hidup hanya atas Izin Allah. Tapi posisi mereka sungguh berbanding terbalik dari apa yang kita rasakan sekarang. Apakah ketika Kita makan di sebuah restoran mewah, atau di sebuah mall terbesar di daerah kita, apakah kita pernah mengingat apa yang sedang di alami mereka, ataukah paling sedikit kita pernah bersyukur karena kita masih diberikan kelayakan makanan dibanding mereka?




Ini adalah potret seorang anak jalanan di negara kita,  seorang bocah yang sedang memanggul karung di bahunya. Sekarang ini mungkin kita sedang berada di kantor, kampus, atau sekolah, padahal tempat-tempat itu adalah tempat yang biasa bagi kita, tempat yang mudah bagi kita untuk menginjakkan kaki di sana, tapi apakah kita pernah berpikir bahwa tempat-tempat seperti itu adalah mimpi yang sulit menjadi realita bagi mereka, ataukah pernah kita bertanya dalam hati, apa sih keinginan terbesar dari bocah seperti dia ?




Aku hampir meneteskan air mata ketika melihat gambar diatas, gambar diatas adalah gambar bocah-bocah tak bersalah korban perang di palestina. Setiap hari hidup mereka hanya untuk menunggu kematian, tiap-tiap dari mereka bahkan tidak pernah berharap untuk mendapatkan hidup yang panjang seperti apa yang kita rasakan sekarang, mereka sadar ! mereka tinggal di daerah yang setiap hari terdengar tangis dan pilu dari kehilangan nyawa, jadi kematian bagi mereka adalah jalan terbaik untuk mendapatkan kedamaian, dan mereka lebih memilih untuk mati di jalan Allah !!! Allahu Akbar !!!


Itulah contoh-contoh betapa pedihnya hidup, betapa tragisnya hidup ini, di sini kita bersuka ria tapi di lain pihak ada segelintir orang yang berduka cita, tapi kita mengabaikannya, kita tak peduli dengannya, kita hany berkonsentrasi dengan kesenangan kita yang sebenarnya hampa, tak menimbulkan manfaat darinya,.,.


Mereka diatas bukan berarti hidup tanpa senyuman, tapi bagi mereka senyuman itu hanyalah sebuah simbol kemunafikan yang seolah-olah ingin menggambarkan bahwa dunia ini indah, padahal mereka tahu bahwa dunia ini menipu dan sangat berat.


Masihkah kita untuk tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang ini, masihkah kita melupakkan nikmat yang masih kita raih sekarang ini ? Bangkitlah saudaraku, bangkitlah dari keterpurukan kita akan moral yang buruk yang telah tertanam dalam diri kita, bersyukur akan adanya nikmat, bersedekah ketika ada rezeky yang tersisa.


Jangan Pernah kita mengingkarai Apa yang telah Allah berikan kepada kita,.,


Allah SWT berfirman :


“Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (Al-An’am: 162-163)


Masihkah kita lupa dari tujuan kita sebenarnya???
Like dan bagikan :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Satu Cerita Untuk Semua™ - All Rights Reserved